Senin, 27 Desember 2021

Menurut Saya Desa Lebih Amazing Daripada Kota

 


Proses Bantuan Membangun Rumah Korban Kebaran Warga Desa Cimanggis. YANA

Menurut William Penn : “Kehidupan desa lebih disukai, karena disana kita bisa melihat pekerjaan tuhan, tetapi di kota-kota hanya pekerjaan manusia. Dan satu menjadi subjek yang lebih baik untuk kontemplasi daripada yang lain”

Suatu hari ketika saya jalan-jalan di desa tempat tinggal saya yang bernama Desa Cimanggis, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, saya masih menjumpai pemandangan yang asri berupa penghijauan yang terpancar dari beberapa sudut pandang, misalkan sawah, pegunungan, dan perkebunan. Selain itu saya masih merasakan kesejukan hembusan angin yang menerpa dedaunan. Ketika sesekali saya berada di sekitar sungai, saya masih melihat dengan mata kepala saya akan kebeningan air sungai di desa saya.

Tak hanya itu saya juga melihat para petani di desa saya terlihat sehat dan kuat, karena setahu saya pola konsumsi pangan mereka masih alami yakni berasal dari hasil bercocok tanam mereka sendiri, seperti singkong, padi, jagung, sayur-sayuran dan lainnya yang merupakan usaha kerja sendiri. Kehidupan di Desa Cimanggis Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, menurut saya terbilang cukup amazing dari perspektif nalar berpikir saya. Bukti amazingnya Desa Cimanggis menurut saya adalah mereka masih mememlihara pranata sosial sebagai warisan para leluhur, seperti gotong royong, toleransi, tegang rasa, sopan santun, dan lain sebagainya.

Dalam kehidupan semuanya memang terkadang tidak akan lepas dari suatu perbedaan tergantung masing-masing mempunyai sisi kekurangan dan kelebihan tertentu. Sebagai salah satu contohnya kehidupan desa dan kota, tentu akan adanya sisi kelebihan serta kekurangan desa dan kota itu seperti apa. Sehingga akan terlihat dari sudut pandang seseorang bagaimana kehidupan yang nyaman menurutnya. Dalam hal ini saya merasakan suatu kehidupan desa dan kota, dimana saya adalah mahasiswa perantauan dari pedesaan yang menetap kuliah kota di Yogyakarta.

Berbagai aspek yang mungkin menjadi acuan kehidupan seseorang untuk lebih jauh mengenal tentang kehidupan dunia ini, hal ini mendasari terkait desa dan kota, memang banyak sekali seseorang berpikiran tempat kehidupan baik kota maupun desa biasa biasa saja. Tetapi kalau kita lebih mengenal dan mengamati kehidupan desa dan kota  akan merasakan suatu hal yg beda selama kita tempati. Desa dan kota merupakan  suatu lingkup wadah/tempat lingkungan kehidupan masyarakat dalam menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari.

Masyarakat ini yaitu orang-orang yang membentuk suatu kesatuan atau golongan yang hidup bersama-sama pada suatu daerah. Dalam suatu perbedaan desa maupun kota kalau kita lebih teliti ada beberapa pemicu yang menjadi perbedaan antara desa dan kota, seperti kehidupan seseorang dan tempat lingkungan, yang dimana akan jelas sekali perbedaannya. Kehidupan seseorang didesa yang lebih menonjol adalah kesederhanaan, serta meliki kehidupan sosial yang bagus daripada kota. Seseorang yang tinggal didesa dari segi aspek sosial,religi dan budaya sangat lengket sekali.

Salah satunya dalam aspek sosial,warga masyarakat desa lebih terjalin hubungan komunikasi dan kalau ada kegiatan gotong royong pun akan ikut serta dengan sendirinya. Kehidupan desa memiliki kenyamanan tersendiri yang ada didaerah tersebut, seperti masih alami akan lingkungannya, hubungan baik dengan tetangga saling bahu membahu tanpa membeda bedakan kelas maupun status sosial. Semua warga desa sangat seragam dalam hal kebersamaan, salah satu contoh ketika ada warganya yang ingin menggelar hajatan baik itu khitanan pernikahan, atau acara local lainnya, mereka sangat kompak dan bersatu padu untuk membantu saudara atau tetangganya tanpa menunggu perintah.

Karena mereka akan melakukan itu atas dasar inisiatif sendiri, ini merupakan keunggulan desa dalam hal kehidupan sosialnya. Warga desa memang sangat erat sekali dalam hal mencapai dan memuluskan tujuannya, dengan melibatkan banyak sekali orang didalamnya. Tentunya ini adalah bentuk keindahan dan keharmonisan yang terasa dikehidupan didesa, akan beda lagi kehidupan kota yang biasanya dalam hal sosial itu kurang. Meskipun begitu dikehidupan kota pun memiliki suatu yang jarang bisa kita temukan didesa, seperti halnya kehidupan kota lebih condong pada kemewahan.

Dalam kehidupan seseorang di desa kita akan menemukan ketulusan, kebaikan, kepolosan, kehangatan, serta persaudaraan yang mungkin jarang ditemukan di kota. Ditempat lingkungan desa juga masih akan kaya sumber daya alam, tempat-tempat yang banyak sekali perkebunan, serta rumah-rumah yang mungkin tidak terlalu mewah dan masih ada jarak. Didaerah desa tempat rumah-rumah halaman warganya mungkin kita juga akan menemukan ciri khas yang ada dari halaman depan, belakang atau samping kiri, itu akan menemukan tanaman atau pohon yang ditanam.

Kehidupan desa yang saya tempati juga hampir sama dalam hal sosial, dimana saya melihat warga masyarakat Desa Cimanggis, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, yang masih bertoleransi dan menjaga kehidupan bermasyarakat sekitar. Walaupun begitu terkadang masyarakat desa lebih sensitif terkait isu-isu yang merubah pola pikir mereka, dan masyarakat desa juga banyak basa basi sekali ikut mencampuri hal hal dari warganya, yang sipatnya kepoan dari warga itu. Tetapi warga desa atas dasar keingin tahuannya terkadang memiliki empati untuk mencoba membantu bila memungkinkan.

Menurut tetangga saya, Erina Wati yang sudah lama berdomisili kota saya sempat mendengar keluhan darinya terkait tidak enaknya hidup di Kota. Yang pasti menurutnya setiap melakukan aktifitas di jalan selalu saja dihantui kemacetan. Belum lagi polusi udara, polusi bunyi, kebisingan di mana-mana, bahkan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti memasak, mencuci, mandi, dan lain sebagainya, cenderung tidak sehat. Ditambah pola konsumsi masyarakat kota inginnya serba cepat dan instan, serta kurang sehat.

Tak hanya itu, kehidupan seseorang masyarakat di kota memiliki kesan hidup yang lebih mementingkan diri sendiri, dimana hal itu bersifat individualis, kurang menghargai pendapat orang lain. Masih menurut tetangga saya Erina Wati yang pernah merasakan kehidupan di Kota, rasanya seperti tinggal ditempat yang asing, seperti kurangnya interaksi sosial antar tetangga dikarenakan rata-rata orang kota lebih mementingkan pekerjaannya sendiri. Rasa kesetiakawan sosial masyarakat kota lebih rendah dibandingkan dengan rasa kesetiakawan di desa saya.

Hanya saja kelebihan hidup dikota jujur saya katakan, antara lain terkait peluang lapangan pekerjaan lebih banyak daripada peluang pekerjaan di desa. Tetapi jujur saja kalau saya boleh memilih ketika ada yang bertanya lebih nyaman hidup di desa atau di kota, tentu saja saya akan menjawab lebih nyaman hidup di desa. Tentunya saya sangat merasakan gejolak hidup ketika saya berada didesa, seperti halnya di desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selama saya melakukan kegiatan perkuliahan di Yogyakarta, saya mendapatkan matrikulasi pembelajaran terkait laboratorium sosial Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta (labsos UNU Yogyakarta), yang secara kebetulan aktivitas labsos UNU Yogayakarta ini merupakan kegiatan pembelajaran yang terjun langsung ke lapangan (lokus). Terkait tempat lokus riset aksinya saya mendapatkan lokus (objek) di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten  Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogayakarta. dan ternyata kehidupan di Desa Panggungharjo tidak jauh berbeda dengan kehidupan di Desa Ciamanggis, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

Hanya saja menurut pengamatan saya selama mengikuti riset aksi di Desa Panggungharjo lebih unggul daripada Desa Cimanggis, karena di Desa Panggungharjo lembaga desanya diberi kewenangan oleh pemerintah desa untuk mengurusi kegiatan ekonomi terutama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Setahu saya BUMDes nya bernama Panggung Lestari. BUMDes Panggung Lestari memiliki beberapa unit usaha antara lain : Kelompok Usaha Pengelola Sampah yang disingkat Kupas, yang selanjutnya mereformasi diri menjadi Kupas.id. Selanjutnya adalah unit Kampoeng Mataraman. Satu lagi unit usaha yang bebentuk PT. yaitu PT. Sinergi Panggung Lestari (PT.SPL).

Selain BUMDes Panggung Lestari, di Desa Panggungharjo memiliki lembaga desa yang bernama Pengelola Sistem Informasi Desa (PSID), Koperasi Wanita Dewi Kunti (KWDK), dan lembaga desa yang berbentuk yayasan yaitu Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID), yang didalamnya juga ada unit usaha berbentuk platform digital bernama Pasardesa.id. Itu merupakan suatu keunggulan yang dimikili Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang belum ada di desa tempat saya yakni Desa Cimanggis, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

Selama saya mengikuti riset aksi laboratorium sosial UNU, saya jadi tambah wawasan tentang betapa luar biasanya ekosistem usaha bersama yang dipraktikkan oleh Desa Panggungharjo. Harapan saya kedepannya jika saya berkecimpung di desa saya yaitu Desa Cimanggis, Kecamatan, Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, akan saya sebarkan virus-virus baik Desa Panggungharjo tersebut. Sejak adanya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa, keberadaan desa-desa di nusantara semakin mendapat perhatian dari pemerintah pusat.

Desa diberikan 120 kewenangan dari pemerintah pusat untuk mengurusi rumah tangganya sendiri. Dari sinilah kebangkitan desa, kemandirian desa dan kedaulatan desa mulai Nampak. Desa diberi kewenangan untuk mengatur pemerintahan desa dan warga masyarakatnya sesuai dengan kewenangan lokal berskala desa. Sehingga merupakan kesempatan emas bagi desa untuk menggali potensi dan memanfatkan peluang atau bentang yang dimiliki oleh desa masing-masing. beberapa sumber kekayaan alam yang dimiliki desa yan tidak dimilki oleh kota adalah udara bersih, air bersih, dan pangan sehat.

Oleh karena itu sebagai mahasiswa saya mengajak pada teman-teman untuk tidak meningggalkan desa kita masing-masing, karena desa kita layak untuk diperjuangkan. Sebagimana yang biasa diakatakan oleh Lurah Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, dalam beberapa kesempatan ketika memberikan pemaparan pada mahasiswa : “ Jangan Tinggalkan Desa, Karena Desa Layak Untuk Diperjuangkan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar